MENU

Menyingkap Misteri Situs Cibalay Peninggalan Pra Sejarah

Situs Cibalay merupakan peninggalan pra sejarah era megalitikum, terletak di Desa Tapos Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dengan titik koordinat 06º 40’ 26,8” LS dan 106˚ 42’ 56,8” BT. Situs Cibalay juga dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Arca Domas, berada pada ketinggian 757 meter (dpl) di kaki Gunung Salak. Bagian lahan situs yang mengarah ke sisi selatan dikelilingi oleh dua aliran sungai yaitu Cikahuripan di sisi timur dan menyatu dengan aliran Cibalay di sisi barat dan kemudian menuju ke arah selatan situs. Situs Cibalay merupakan kawasan situs yang sangat menarik dari sudut arkeologi maupun geologi.

Di kawasan situs Cibalay terdapat 8 situs yang sudah ditemukan yaitu terdiri dari Situs Bale Kambang, Arca Domas, Jamii Paciing, Batu Bergores, Cipangentehan, Kebon Kopi, Endong Kasang dan Pasir Manggis. Kemungkinan masih terdapat beberapa situs lagi yang masih terpendam di kawasan Situs Cibalay.

Mengacu pada istilah Megalitikum berasal dari kata ”mega” besar dan ”lithos” yang artinya batu (Soejono 1993;205). Profesor Robertvon Heine Geldern, ilmuwan dari Institut Ethnologi Austria, membuat istilah pembagian gaya megalitik di dunia pada tahun 1937. Lalu dilakukan peninjauan ulang terhadap pembagian gaya ini pada tahun 1958, menghasilkan pendapat bahwa kebudayaan megalitik yang masuk ke Indonesia berasal dari Mediterania. Megalitik Tua berkembang antara 2500-1500 SM. Di masa itu masyarakat digambarkan sudah mampu menanam padi, berternak dan membuat keramik. Bangunan Megalitik Tua terdiri dari menhir, dolmen yang tidak digunakan untuk penguburan, kursi batu, teras batu, punden berundak, tangga batu dan arca megalitik sederhana.

Sedangkan, Megalitik Muda berkembang pada Masa Perunggu-Besi, sekitar milenial pertama Sebelum Masehi. Bangunan Megalitik Muda terdiri dari peti kubur batu, dolmen yang digunakan sebagai kuburan, sarkofagus dan bejana batu. (Mulia, 1981, Soejono, 1993, Prasetyo dan Yuniawati, 2004 dan Sudirman, 2008).

Tidak banyak sumber tertulis yang dapat digunakan untuk melacak sejarah situs Cibalay. Kepurbakalaan yang terdapat di daerah Bogor, Jawa Barat, sebelumnya pernah di inventarisasi oleh NJ Krom pada tahun 1914 dalam bukunya Rapporten van den Oudheidkundigen Diens in Nederlandsch Indie. Meskipun literatur lain menyebutkan bahwa keberadaan situs ini sudah dilaporkan oleh De Wilde (1830), kemudian Junghunn (1844) dan Muller (1856).

Situs paling luas yang ditemukan di kawasan Situs Cibalay yaitu Situs Arca Domas. Dengan luas area berkisar 21.000 m2 dengan menempati bagian punggung bukit dengan denah bangunan membentang mengikuti kontur bukit berorientasi ke utara – selatan mengarah ke puncak Gunung Salak. Terdapat punden berundak yang terdiri dari 5 teras dengan bagian tertinggi pada sisi selatan. Teras terendah di sebelah utara, sementara halaman tertinggi berada di tengah. Sekeliling situs merupakan daerah lereng yang ditumbuhi semak belukar, pohon cemara dan lain-lain. Kondisi tinggalan berundak situs saat ini tidak terlalu utuh, beberapa bagian sudah rusak, terutama bagian tangga naik dari bagian terbawah di sisi utara menuju bagian yang lebih tinggi mengarah ke sisi selatan. Bagian tangga naik yang masih tersisa hanya beberapa anak buah anak tangga yang terbuat dari susunan batu andesit berbentuk lempeng (sit joint).

Secara keseluruhan bagian-bagian punden berundak situs Arca Domas terdiri dari dua bagian yaitu bagian terendah di sisi utara, dan bagian tertinggi di sisi selatan.

Bagian Terendah
Bagian terendah dari kawasan tinggalan bangunan berundak situs Arca Domas berada pada bagian sisi utara. Dari pengamatan permukaan bagian terendah, nampak bahwa halaman ini terdiri atas tiga undakan.
1. Undakan Pertama
Bagian terendah dari kawasan tinggalan bangunan berundak situs Arca Domas berada pada bagian sisi utara. Dari pengamatan permukaan bagian terendah, nampak bahwa halaman ini terdiri atas tiga undakan.

2. Undakan Kedua
Undakan kedua, terletak lebih tinggi dari undakan pertama. Pada halaman undakan kedua ini terdapat tiga batur punden yang dilengkapi dengan menhir diatasnya. Diantara menhir-menhir tersebut memiliki bentuk seperti kepala binatang, bentukan senjata tradisional (kujang), serta bentuk persegi.

a. Batur Punden 1
Batur punden 1 terletak pada sisi barat halaman undakan pertama. Batur punden ini memiliki ukuran panjang 272 cm dan lebar 221 cm. Di bagian atas batur ini didirikan sepuluh menhir yang berjajar dari arah utara ke selatan. Pada deretan paling selatan berdiri empat menhir yang terbuat dari batu andesit berbentuk lempeng (sit joint) dengan ukuran tinggi yang bervariasi antara 29-50 cm. Kemudian di bagian tengah berdiri tiga menhir lagi dengan ukuran tinggi 70 cm, 39 cm dan 37 cm. Sementara itu di deretan bagian paling utara juga terdapat tiga menhir berukuran lebih kecil dengan kisaran tinggi antara 24-38 cm.


b. Batur Punden 2
Batur punden 2 terletak di sebelah timur batur punden 1, terpisah dengan jarak lebih kurang 55 cm. Batur punden 2 memiliki ukuran panjang 197 cm, lebar 188 cm. Menhir 1 : tinggi 34 cm, lebar 17 cm, tebal 6 cm


c. Batur Punden 3
Batur punden 3 terletak di sisi paling barat halaman terbawah. Batur punden ini memiliki ukuran panjang 210 cm dan lebar 125 cm. Pada bagian atas batur punden terdapat 2 buah menhir, yang terletak pada sisi utara dan selatan batur punden, yang seolah-olah memperlihatkan posisi seperti keletakan nisan pada makam Islam.


d. Batur Punden 4
Batur punden 4 terletak di bagian lereng sisi timur laut situs Cibalay, memiliki ukuran panjang 189 cm dan lebar 135 cm.


Halaman Tengah
Halaman tengah punden berundak situs Arca Domas berdenah empat persegi, terdiri atas 2 undakan. Undakan pertama berukuran panjang 12,75 m, lebar 11,95 m, dan undakan paling atas dengan panjang 6,9 m, lebar 5,93 m. Di bagian tengah batur punden ini terdapat dua belas menhir, dua diantaranya berdiri di bagian tengah halaman, dikelilingi lima batu datar.
Menhir yang terdapat di bagian tengah batu punden, selain berbentuk sederhana persegi empat, terbuat dari batu andesit berbentuk lempeng, beberapa diantaranya telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk seperti bintang, burung, ayam, bentuk senjata (kujang), dan bentuk pipih segi empat dengan bagian atas dipangkas melengkung di sisi kiri dan kanan, serta agak meruncing ke bagian ujung sebelah atas, sehingga memiliki bentuk seperti batu nisan.

Bagian Tertinggi (sisi selatan)
Di bagian sisi paling selatan dari situs Arca Domas, terdapat batur punden yang tersusun dari batu andesit berbentuk lempeng dengan dikelilingi oleh batu-batu berdiri. Antara batur punden sisi selatan dan batur punden bagian tengah dihubungkan oleh jalan setapak yang dibentuk dari susunan bongkahan batu andesit. Batur punden sisi selatan memiliki ukuran panjang 8,40 m, lebar 7,55 m, dan tinggi 57 cm.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap jenis dan bentuk bahan batuan yang digunakan untuk menyusun punden berundak Arca Domas, dapat disimpulkan bahwa punden berundak tersebut masing-masing undakannya terbuat dari batu andesit berbentuk lempeng (sit joint), begitu juga dengan menhir-menhir yang terdapat di masing-masing undakan, diantaranya ada yang dibuat dengan bentuk persegi dan juga dengan bentuk menyerupai senjata tradisional kujang, serta bentuk kepala binatang.

Situs megalitik ini berkaitan erat dengan pemujaan arwah nenek moyang. Pembangunan bangunan megalitik ini berdasarkan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan mati. Ada kemungkinan punden berundak di lokasi ini berasal dari fase terakhir kerajaan Sunda Kuna yang pada masa itu walaupun sudah mengenal agama Hindu-Buddha, lebih menyukai Sang Hyang yang berasal dari kepercayaan Sunda Kuna. Bangunan megalitik umumnya menghadap ke gunung atau tempat tertinggi, hal ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa roh leluhur bersemayam di tempat tinggi.

Pada masa kerajaan salah satunya lebih dikenal dengan Kerajaan Sunda Pajajaran pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja (1485-1521 M) yang mendirikan istananya di Pakuan atau Bogor saat ini, menurut cerita dari masyarakat setempat ada kemungkinan sudah memanfaatkan juga kawasan situs Cibalay sebagai salah satu tempat peribadatan dan aktifitas lainnya.

Situs Arca Domas ini adalah salah satu yang paling sering digunakan hingga saat ini untuk lokasi petilasan bagi mereka yang mempercayainya. Ada rombongan yang datang untuk tujuan berziarah, berdoa atau sekedar bertapa dan membakar dupa. Selain dari situs lainnya yang berada di kawasan situs Cibalay.

Secara nilai penting kawasan Situs Cibalay merupakan tinggalan arkeologi yang menampilkan budaya lintas masa yang berlangsung di kawasan dataran tinggi Kabupaten Bogor pada masa lalu. Bentuk tinggalan berupa struktur punden berundak di situs tersebut cukup unik, selain dilengkapi dengan tinggalan budaya yang dibuat mengelompok, di bagian tinggalan tersebut kemudian diperkaya dengan tinggalan menhir beragam bentuk, seperti bentuk binatang, senjata (mata pedang dan hulu pedang), serta berbentuk pipih dengan bagian meruncing ke bagian atas. sembunyikan

Situs Cibalay merupakan peninggalan pra sejarah era megalitikum, terletak di Desa Tapos Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dengan titik koordinat 06º 40’ 26,8” LS dan 106˚ 42’ 56,8” BT. Situs Cibalay juga dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan Arca Domas, berada pada ketinggian 757 meter (dpl) di kaki Gunung Salak. Bagian lahan situs yang mengarah ke sisi selatan dikelilingi oleh dua aliran sungai yaitu Cikahuripan di sisi timur dan menyatu dengan aliran Cibalay di sisi barat dan kemudian menuju ke arah selatan situs. Situs Cibalay merupakan kawasan situs yang sangat menarik dari sudut arkeologi maupun geologi. baca selengkapnya

TUR VIRTUAL